LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD_6)
Nama : Rezky Syahputra Zaini
Kelas: XI TJKT 3
Mata Pelajaran: Administrasi Sistem Jaringan / Sistem Operasi Jaringan Topik: Instalasi dan Konfigurasi Remote Server Debian Alokasi Waktu: 6 x 45 menit (disesuaikan)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah menyelesaikan LKPD ini, peserta didik diharapkan mampu:
Melakukan instalasi sistem operasi Debian dalam mode Server Core (tanpa antarmuka grafis).
Melakukan konfigurasi IP Address statis pada Debian Server.
Menginstal dan mengkonfigurasi layanan SSH (Secure Shell) di Debian Server.
Mengakses Debian Server secara remote menggunakan klien SSH.
Memahami pentingnya keamanan dasar pada SSH.
B. TEORI SINGKAT:
1. Debian Server Core (Minimal Installation):
Debian Server Core adalah instalasi Debian yang sangat minimal, hanya mencakup sistem dasar dan utilitas yang diperlukan untuk operasi server. Ini berarti tidak ada antarmuka grafis (GUI), sehingga administrasi dilakukan sepenuhnya melalui Command Line Interface (CLI). Keuntungan dari instalasi minimal ini adalah penggunaan sumber daya yang lebih efisien (RAM, CPU, disk), permukaan serangan (attack surface) yang lebih kecil karena lebih sedikit paket yang terinstal, dan stabilitas yang lebih tinggi.
2. SSH (Secure Shell):
SSH adalah protokol jaringan kriptografi yang memungkinkan komunikasi data yang aman, remote command-line login, dan eksekusi perintah jarak jauh antara dua komputer melalui jaringan yang tidak aman. SSH mengenkripsi trafik antara klien dan server, sehingga data yang dikirim tidak mudah disadap. Ini adalah metode standar dan aman untuk mengelola server Linux dari jarak jauh.
C. ALAT DAN BAHAN:
Komputer/Laptop utama (Windows/Linux/macOS) yang akan bertindak sebagai klien SSH.
Satu Virtual Machine (VM) yang akan menjadi Debian Server.
Software Virtualisasi (disarankan): Oracle VirtualBox, VMware Workstation Player/Pro, atau Hyper-V.
File ISO Installer Debian (disarankan versi Stable terbaru, misalnya Debian 12 "Bookworm" netinst.iso atau DVD-1.iso).
Koneksi jaringan internal antar VM dan Host (misal: mode Host-Only Adapter atau Internal Network di VirtualBox/VMware, atau Private Switch di Hyper-V untuk simulasi jaringan lokal).
Aplikasi klien SSH (misal: PuTTY untuk Windows, atau terminal bawaan untuk Linux/macOS).
Lembar kerja dan alat tulis.
D. KESELAMATAN KERJA:
Pastikan sumber daya listrik stabil.
Ikuti instruksi dengan cermat.
Berhati-hatilah saat menggunakan perintah dengan sudo atau sebagai root di Linux.
Laporkan kepada guru/instruktur jika ada kendala atau kerusakan.
Lakukan praktikum di lingkungan virtual untuk menghindari kerusakan pada sistem operasi utama Anda.
Catat semua IP Address, username, dan password yang Anda gunakan.
E. LANGKAH KERJA:
BAGIAN 1: INSTALASI DEBIAN SERVER (SERVER CORE)
Persiapan Virtual Machine (VM):
Buka software virtualisasi Anda.
Buat Virtual Machine baru dengan spesifikasi minimal:
RAM: 1 GB
Processor: 1 Core
Hard Disk: 10-15 GB
Atur Network Adapter VM ke mode Host-Only Adapter (VirtualBox/VMware) atau Private Switch (Hyper-V) agar VM dan host dapat saling terhubung dalam jaringan lokal yang terisolasi. Catat IP Host-Only Adapter di komputer utama Anda (misal: 192.168.56.1 untuk VirtualBox).
Atur VM untuk boot dari file ISO Debian yang telah diunduh.
Proses Instalasi Debian (CLI):
Nyalakan VM Anda.
Dari menu boot Debian, pilih "Install" (bukan Graphical install) dan tekan Enter.
Ikuti langkah-langkah instalasi umum (mirip dengan instalasi GUI, tetapi berbasis teks):
Select a language: Pilih bahasa Anda (misal: English).
Select your location: Pilih lokasi Anda (misal: Indonesia).
Configure the keyboard: Pilih layout keyboard Anda (misal: American English).
Configure the network: Berikan Hostname (misal: debian-server). Biarkan Domain name kosong. Biarkan DHCP jika tersedia, nanti akan dikonfigurasi IP statis.
Set root password: Buat password untuk akun root. Catat!
Create user account: Buat nama lengkap dan username (misal: adminlab, passwordnya juga dicatat).
Partition disks: Pilih "Guided - Use entire disk", lalu pilih disk yang sesuai, dan pilih "All files in one partition" atau "Separate /home partition" jika Anda mau. Pilih "Finish partitioning and write changes to disk" dan konfirmasi Yes.
Configure the package manager: Pilih Yes untuk menggunakan network mirror (penting untuk unduh paket SSH). Pilih negara dan mirror server yang terdekat.
Participate in the package usage survey? Pilih No.
Software selection: INI BAGIAN PENTING!
HILANGKAN CENTANG pada "Debian desktop environment".
Centang "SSH server".
Centang "Standard system utilities".
Klik Continue.
Install the GRUB boot loader: Pilih Yes dan pilih disk utama Anda (misal: /dev/sda).
Finish the installation: Klik Continue. VM akan restart. Cabut/unmount ISO installer setelah restart.
BAGIAN 2: KONFIGURASI IP ADDRESS STATIS PADA DEBIAN SERVER
Login ke Debian Server:
Setelah restart, Anda akan melihat command prompt login.
Login sebagai root dengan password yang telah Anda buat.
Identifikasi Nama Interface Jaringan:
Ketik ip a atau ip addr show
Cari nama interface jaringan Anda (biasanya enp0s3, ens33, atau eth0).
Catat nama tersebut.
Edit File Konfigurasi Jaringan:
Debian modern (Debian 9 Stretch dan yang lebih baru) umumnya menggunakan systemd-networkd atau NetworkManager, namun metode /etc/network/interfaces masih umum di server. Kita akan gunakan /etc/network/interfaces.
Ketik nano /etc/network/interfaces
Tambahkan atau ubah baris konfigurasi untuk interface Anda menjadi statis.
Ganti enp0s3 dengan nama interface Anda:
# This file describes the network interfaces for your system
# and how to activate them. For more information, see interfaces(5).
source /etc/network/interfaces.d/*
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback
# The primary network interface
allow-hotplug enp0s3 # Ganti enp0s3 dengan nama interface Anda
iface enp0s3 inet static # Ganti dhcp menjadi static
address 192.168.x.10 # IP Server Debian Anda
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.x.1 # IP Host-Only Adapter di Host Anda
dns-nameservers 8.8.8.8 8.8.4.4
Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter untuk menyimpan dan keluar dari nano.
Restart Layanan Jaringan:
Ketik systemctl restart networking
Atau service networking restartss
Verifikasi Konfigurasi IP:
Ketik ip a atau ip addr show lagi. Pastikan IP Address server sudah
berubah menjadi 192.168.x.10.
Ketik ip r untuk melihat routing table dan pastikan gateway sudah benar.
Ketik cat /etc/resolv.conf untuk memverifikasi DNS server.
BAGIAN 3: PENGUJIAN KONEKTIVITAS DAN AKSES REMOTE VIA SSH
Uji Konektivitas dari Debian Server:
Dari Debian Server, ketik ping 192.168.x.1 (IP Host-Only Adapter di Host Anda).
Pastikan ada balasan.
Ketik ping google.com (pastikan ada balasan, ini menguji konektivitas
DNS dan internet).
Akses Remote dari Komputer Host (Klien SSH):
Dari Windows:
Buka aplikasi PuTTY.
Pada kolom "Host Name (or IP address)", masukkan IP Address
Debian Server Anda: 192.168.56.10.
Pastikan Port adalah 22 dan Connection type adalah SSH.
Klik "Open".
Jika muncul peringatan keamanan (tentang host key), klik Accept atau Yes.
Anda akan diminta login: masukkan username adminlab
(atau username pengguna biasa yang Anda buat) dan passwordnya.
Jika berhasil, Anda akan masuk ke command prompt
Debian Server Anda, tetapi diakses dari komputer Host.
Dari Linux/macOS:
Buka Terminal.
Ketik ssh adminlab@192.168.x.10 (ganti adminlab dengan username Anda).
Jika diminta verifikasi host key, ketik yes.
Masukkan password untuk pengguna adminlab.
Jika berhasil, Anda akan masuk ke command prompt Debian Server Anda.
Pengujian Perintah Dasar melalui SSH:
Setelah berhasil login via SSH, coba jalankan beberapa perintah dasar
Linux yang sudah Anda pelajari di LKPD sebelumnya (misal: ls -l, pwd, df -h, ip a).
ls Perhatikan bahwa Anda menjalankan perintah-perintah ini di server Debian, tetapi hasilnya ditampilkan di terminal klien Anda.
BAGIAN 4: KONFIGURASI DASAR KEAMANAN SSH (OPSIONAL - DISARANKAN)
Login sebagai root melalui SSH atau langsung di VM:
ssh root@192.168.x.10 (jika login root via SSH diizinkan, secara default kadang tidak) atau langsung login root di konsol VM.
Edit Konfigurasi SSH Daemon:
Ketik nano /etc/ssh/sshd_config
Cari baris berikut dan ubah/tambahkan:
PermitRootLogin no (Ubah dari yes menjadi no untuk melarang login langsung sebagai root via SSH. Sangat direkomendasikan untuk keamanan.)
PasswordAuthentication yes (Pastikan ini yes jika Anda ingin login dengan password)
Port 22 (Anda bisa mengubah port default 22 ke port lain yang tidak umum, misal Port 2222, untuk sedikit meningkatkan keamanan dari scanner otomatis. Jika diubah, ingat untuk menggunakan port baru saat koneksi SSH!)
Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter untuk menyimpan.
Restart Layanan SSH:
Ketik systemctl restart sshd
Atau service sshd restart
Uji Kembali Akses SSH:
Dari klien, coba login lagi. Jika Anda mengubah PermitRootLogin menjadi no, pastikan Anda login dengan user biasa (adminlab).
Jika Anda mengubah port SSH, pastikan Anda menentukan port baru di klien SSH (misal: ssh adminlab@192.168.x.10 -p 2222 atau atur di PuTTY).
F. HASIL PENGAMATAN / ANALISIS
1. Fungsi SSH dan Keamanannya
SSH (Secure Shell) dipakai untuk login jarak jauh ke server Linux dan menjalankan perintah seolah kita berada langsung di depan server.
Keamanannya terjamin karena koneksi dienkripsi—data login dan perintah tidak bisa disadap.2. Cara Verifikasi IP Statis di Debian
Gunakan perintah:
ip addr show
atau
ifconfig
Pastikan IP sesuai konfigurasi. Tes koneksi dengan
ping
ke gateway atau perangkat lain di jaringan.3. Penyebab Klien Gagal Ping ke Server
- IP belum dikonfigurasi dengan benar
- Subnet mask atau gateway salah
- Adapter jaringan belum aktif
- Firewall memblokir ping (ICMP)
- Service jaringan belum dijalankan
4. Perbedaan Login Root vs User Biasa
- Root: akses penuh ke sistem
- User biasa (misalnya adminlab): akses terbatas, lebih aman
- Gunakan
sudo
untuk menjalankan perintah admin tanpa login sebagai root
5. Kenapa PermitRootLogin Dinonaktifkan
Agar akun root tidak jadi target brute-force. Lebih aman login sebagai user biasa, lalu gunakan
sudo
jika perlu hak akses root.6. Jika Port SSH Diubah dari 22 ke 2222
Gunakan perintah ini saat login dari klien:
ssh -p 2222 user@alamat_server
G. KESIMPULAN:
Setelah menyelesaikan LKPD ini, saya jadi paham dasar administrasi Debian Server. Mulai dari cara mengatur IP statis, cek koneksi jaringan, sampai pakai SSH untuk akses jarak jauh. Instalasi Debian versi minimal penting supaya server tetap ringan dan hanya menjalankan layanan yang dibutuhkan. SSH sangat berguna karena memungkinkan kita mengelola server dari mana saja dengan aman dan efisien, tanpa harus berada langsung di depan perangkat
0 Komentar