LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD_7 File Samba)

 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD_7)Jaringan komputer Transparansi Grafis Jaringan Portable, infrastruktur  jaringan, Jaringan komputer, elektronik png | PNGEgg









Nama : Rezky Syahputra Zaini

Kelas : XI TJKT 3


Mata Pelajaran: Administrasi Sistem Jaringan / Sistem Operasi Jaringan 

Topik: Instalasi dan Konfigurasi File Server Samba di Debian

 Alokasi Waktu: 1 Pertemuan


A. TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah menyelesaikan LKPD ini, peserta didik diharapkan mampu:

  1. Menjelaskan konsep dasar File Server dan protokol SMB/CIFS.

  2. Memahami peran Samba dalam menyediakan layanan file sharing untuk klien Windows di lingkungan Linux.

  3. Melakukan instalasi paket Samba di Debian Server.

  4. Membuat dan mengkonfigurasi shared folder (share) di Samba.

  5. Membuat user Samba dan mengatur hak akses.

  6. Mengakses shared folder dari komputer klien Windows.

  7. Menguji fungsi baca/tulis pada shared folder.


B. TEORI SINGKAT:

1. File Server:

File Server adalah server khusus yang didedikasikan untuk menyimpan file dan folder, serta memungkinkan pengguna di jaringan untuk mengakses, menyimpan, dan mengelola file-file tersebut secara terpusat. Dengan adanya file server, data dapat diorganisir dengan lebih baik, mudah di-backup, dan diakses oleh banyak pengguna secara bersamaan.

2. Samba:

Samba adalah implementasi open-source dari protokol jaringan SMB/CIFS (Server Message Block/Common Internet File System). Protokol ini digunakan oleh sistem operasi Microsoft Windows untuk layanan berbagi file dan printer. Dengan Samba, server Linux dapat berfungsi sebagai file server yang kompatibel dengan Windows, memungkinkan komputer Windows untuk mengakses folder yang dibagikan di server Linux seolah-olah itu adalah folder di server Windows.

Samba memungkinkan administrator untuk mengatur:

  • Shared Folders: Direktori di server Linux yang dapat diakses oleh klien jaringan.

  • User Authentication: Mengontrol siapa saja yang dapat mengakses share tertentu.

  • Permissions: Mengatur hak baca, tulis, atau eksekusi untuk file dan folder yang dibagikan.


C. ALAT DAN BAHAN:

  1. Satu Virtual Machine (VM) yang akan menjadi Debian Server (sudah terinstal Debian Server Core dengan IP statis dan SSH aktif, seperti pada LKPD sebelumnya).

  2. Satu Virtual Machine (VM) yang akan menjadi klien Windows (misal: Windows 10/11 atau Windows 7).

  3. Software Virtualisasi: Oracle VirtualBox, VMware Workstation Player/Pro, atau Hyper-V.

  4. Koneksi jaringan internal antar VM (misal: mode Host-Only Adapter atau Internal Network di VirtualBox/VMware, atau Private Switch di Hyper-V) untuk simulasi jaringan lokal. Pastikan klien Windows dan Debian Server berada di segmen jaringan yang sama dan dapat saling ping.

  5. Aplikasi klien SSH (misal: PuTTY untuk Windows, atau terminal bawaan untuk Linux/macOS) untuk mengakses Debian Server.

  6. Lembar kerja dan alat tulis.


D. KESELAMATAN KERJA:

  1. Pastikan sumber daya listrik stabil.

  2. Ikuti instruksi dengan cermat.

  3. Berhati-hatilah saat mengedit file konfigurasi sistem, terutama sebagai root atau dengan sudo. Selalu backup file konfigurasi penting sebelum mengeditnya.

  4. Laporkan kepada guru/instruktur jika ada kendala atau kerusakan.

  5. Pastikan IP Address Debian Server dan klien Windows berada dalam satu segmen jaringan yang sama dan tidak ada firewall yang memblokir komunikasi.


E. LANGKAH KERJA:

BAGIAN 1: PERSIAPAN DEBIAN SERVER

  1. Login ke Debian Server:

    • Akses Debian Server Anda melalui konsol VM atau via SSH dari komputer Host/klien Windows.

    • Login sebagai user biasa (misal: adminlab), lalu gunakan sudo su - atau sudo -i untuk berpindah ke user root.

  2. Verifikasi IP Address

    • Ketik ip a

    • Pastikan IP Address server Anda sudah statis (misal: 192.168.x.10/24).

    • Hasil:



  3. Update Sistem:

    • Sebelum menginstal paket baru, selalu update daftar paket dan upgrade sistem:

      • apt update

      • apt upgrade -y




BAGIAN 2: INSTALASI SAMBA

  1. Instal Paket Samba:

    • Ketik perintah berikut untuk menginstal paket Samba:

      • apt install samba -y

    • Tunggu hingga proses instalasi selesai.



  2. Verifikasi Layanan Samba:

    • Setelah instalasi, layanan Samba seharusnya otomatis berjalan. Anda bisa memeriksanya dengan:

      • systemctl status smbd (untuk layanan SMB daemon)

      • systemctl status nmbd (untuk layanan NetBIOS over TCP/IP daemon)

    • Pastikan statusnya active (running).




BAGIAN 3: MEMBUAT SHARED FOLDER DAN MENGATUR HAK AKSES

  1. Membuat Direktori untuk Shared Folder:

    • Kita akan membuat dua shared folder: satu untuk umum (bisa diakses siapa saja) dan satu untuk departemen (hanya bisa diakses user tertentu).

    • Buat direktori:

      • mkdir -p /srv/samba/public

      • mkdir -p /srv/samba/departemen

  2. Mengatur Hak Akses Linux pada Direktori:

    • Untuk public (bisa diakses siapa saja):

      • chmod -R 0777 /srv/samba/public (Memberikan hak akses penuh untuk semua user)

      • chown -R nobody:nogroup /srv/samba/public (Mengubah ownership agar sesuai dengan user anonim Samba)

    • Untuk departemen (hanya user tertentu):

      • chmod -R 0770 /srv/samba/departemen (Memberikan hak baca/tulis/eksekusi hanya untuk owner dan group)

      • chown -R root:users /srv/samba/departemen (Mengubah ownership ke root dan group users)

      • adduser sambauser1 (Buat user Linux baru yang akan digunakan untuk Samba)

      • usermod -aG users sambauser1 (Tambahkan sambauser1 ke group users)





BAGIAN 4: KONFIGURASI FILE SAMBA (smb.conf)

  1. Backup File Konfigurasi Asli:

    • Sebelum mengedit, selalu backup file konfigurasi asli:

      • cp /etc/samba/smb.conf /etc/samba/smb.conf.bak

  2. Edit File Konfigurasi Samba:

    • Ketik nano /etc/samba/smb.conf

    • Gulir ke bagian paling bawah file dan tambahkan konfigurasi share berikut:

Ini, TOML

# Bagian untuk Shared Folder Public

[Public]

   comment = Public Share

   path = /srv/samba/public

   browseable = yes

   writable = yes

   guest ok = yes

   read only = no


# Bagian untuk Shared Folder Departemen (Hanya User Tertentu)

[Departemen]

   comment = Departemen Share

   path = /srv/samba/departemen

   browseable = yes

   writable = yes

   valid users = sambauser1  # Hanya user ini yang bisa akses

   read only = no

   create mask = 0660

   directory mask = 0770

  • Penjelasan Parameter Penting:

    • [NamaShare]: Nama yang akan terlihat oleh klien.

    • comment: Deskripsi share.

    • path: Lokasi fisik direktori di server Linux.

    • browseable = yes: Memungkinkan share terlihat di jaringan.

    • writable = yes: Memungkinkan klien menulis ke share.

    • guest ok = yes: Memungkinkan akses tanpa otentikasi (untuk share publik).

    • read only = no: Memungkinkan hak tulis (jika writable=yes).

    • valid users: Daftar user yang diizinkan mengakses share ini (dipisahkan koma jika lebih dari satu).

    • create mask / directory mask: Mengatur izin default untuk file/direktori baru yang dibuat di share.

  • Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter untuk menyimpan dan keluar.




  1. Membuat User Samba:

    • User yang akan mengakses share yang membutuhkan otentikasi harus dibuat di database Samba.

    • Ketik perintah berikut untuk membuat user Samba (gunakan sambauser1 yang tadi dibuat):

      • smbpasswd -a sambauser1

    • Anda akan diminta memasukkan password untuk user Samba ini. Buat password dan catat. Password Samba tidak harus sama dengan password user Linux.




  1. Uji Konfigurasi Samba:

    • Ketik testparm

    • Perintah ini akan memeriksa sintaks file smb.conf Anda. Jika ada kesalahan, akan ditampilkan. Tekan Enter untuk melihat ringkasan konfigurasi.


  2. Restart Layanan Samba:

    • Setelah mengubah smb.conf, Anda harus me-restart layanan Samba agar perubahan diterapkan:

      • systemctl restart smbd nmbd




BAGIAN 5: PENGUJIAN AKSES DARI KLIEN WINDOWS

  1. Konfigurasi Jaringan Klien Windows:

    • Pastikan VM klien Windows Anda berada di segmen jaringan yang sama dengan Debian Server (misal: Host-Only Adapter atau Internal Network).

    • Konfigurasi IP Address statis pada klien Windows (misal: 192.168.56.20, Subnet 255.255.255.0, Gateway 192.168.56.1, DNS 8.8.8.8).


    • 6

  2. Uji Konektivitas:

    • Dari klien Windows, buka Command Prompt (CMD).

    • Ketik ping 192.168.x.10 (IP Debian Server Anda). Pastikan ada balasan


    • .


  3. Mengakses Shared Folder:

    • Buka File Explorer di klien Windows.

    • Pada address bar, ketik alamat IP Debian Server Anda dengan dua backslash di depannya:

      • \\192.168.x.10

    • Tekan Enter.

    • Anda seharusnya melihat daftar share yang tersedia (Public dan Departemen).




  4. Uji Akses ke Shared Folder "Public":

    • Double-klik share Public. Anda seharusnya bisa langsung masuk tanpa diminta password.


    • Coba buat file teks baru di dalamnya (klik kanan > New > Text Document). Beri nama test_public.txt.



    • Coba salin file dari klien Windows ke folder Public.

    • Coba hapus file yang Anda buat.

  5. Uji Akses ke Shared Folder "Departemen":

    • Double-klik share Departemen. Anda akan diminta Network credentials.

    • Masukkan username: sambauser1

    • Masukkan password: (password yang Anda set untuk sambauser1 di smbpasswd)

    • Klik OK.





    • Jika berhasil, Anda akan masuk ke share Departemen.




    • Coba buat file teks baru di dalamnya (misal: test_departemen.txt).

    • Coba salin file dari klien Windows ke folder Departemen.




    • Coba hapus file yang Anda buat.






F. HASIL PENGAMATAN / ANALISIS:

1. Apa fungsi utama dari Samba dalam jaringan yang memiliki klien Windows dan server Linux?

Fungsi utama Samba adalah sebagai jembatan komunikasi antara server Linux dan klien Windows melalui protokol SMB/CIFS. Dengan Samba, server Linux dapat menyediakan layanan file sharing dan printer sharing yang bisa diakses oleh komputer Windows seolah-olah mereka berada dalam satu jaringan Windows murni.

2. Mengapa Anda perlu mengatur hak akses Linux (chmod dan chown) pada direktori yang akan dibagikan melalui Samba?

Pengaturan hak akses Linux tetap diperlukan karena Samba hanya menjadi perantara, sedangkan izin akhir tetap ditentukan oleh sistem file Linux. Jika permission atau kepemilikan direktori tidak sesuai, user yang sudah lolos autentikasi Samba tetap tidak bisa mengakses folder tersebut.

3. Jelaskan perbedaan konfigurasi antara share Public dan share Departemen dalam file smb.conf!

Share Public dikonfigurasi dengan sehingga semua user, termasuk guest, bisa mengaksesnya tanpa autentikasi. Sebaliknya, share Departemen menggunakan sehingga hanya user tertentu yang diizinkan masuk. Selain itu, share Departemen juga menggunakan dan untuk mengatur izin file dan folder baru

4. Apa fungsi dari perintah smbpasswd -a? Mengapa password Samba bisa berbeda dengan password user Linux?

Perintah digunakan untuk menambahkan user Linux ke dalam database Samba agar bisa dipakai untuk login ke share. Password Samba bisa berbeda dengan password Linux karena Samba menyimpan password di database internalnya sendiri (), terpisah dari password sistem Linux.

5. Jika Anda tidak bisa mengakses \192.168.x.10 dari klien Windows, apa saja kemungkinan penyebabnya?

Ada beberapa kemungkinan penyebab, seperti server tidak bisa dijangkau karena masalah jaringan atau firewall, service Samba (smbd) tidak berjalan, konfigurasi smb.conf salah, user Samba belum dibuat atau salah password, serta konflik sesi login di Windows. Selain itu, perbedaan versi SMB antara Windows lama (SMBv1) dan Samba modern (SMBv2/3) juga bisa menyebabkan kegagalan akses.


G. KESIMPULAN:

Buatlah kesimpulan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang Anda peroleh setelah menyelesaikan LKPD ini. Jelaskan pentingnya File Server dalam pengelolaan data terpusat dan bagaimana Samba memungkinkan integrasi yang mulus antara lingkungan Linux dan Windows untuk berbagi file.


Posting Komentar

0 Komentar