LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD_9)

 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD_9)Jaringan komputer Transparansi Grafis Jaringan Portable, infrastruktur  jaringan, Jaringan komputer, elektronik png | PNGEgg

Nama : Rezky Syahputra Zaini

Kelas : XI TJKT 3


Mata Pelajaran: Administrasi Sistem Jaringan / Sistem Operasi Jaringan 

Topik: Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server di Debian 

Alokasi Waktu: 4 x 45 menit (disesuaikan)


A. TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah menyelesaikan LKPD ini, peserta didik diharapkan mampu:

  1. Menjelaskan konsep dasar DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol).

  2. Memahami peran DHCP Server dalam jaringan.

  3. Melakukan instalasi paket ISC-DHCP-Server di Debian Server.

  4. Mengkonfigurasi DHCP Scope (range IP, gateway, DNS).

  5. Melakukan pengujian penerimaan IP Address otomatis oleh komputer klien.

  6. Memahami pentingnya IP statis pada server DHCP itu sendiri.



B. TEORI SINGKAT:

1. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol):

DHCP adalah protokol jaringan yang memungkinkan server untuk secara otomatis menetapkan dan mendistribusikan alamat IP dan informasi konfigurasi terkait lainnya (seperti subnet mask, default gateway, dan DNS server) ke perangkat di jaringan. Tanpa DHCP, administrator harus mengkonfigurasi setiap perangkat secara manual, yang bisa memakan waktu dan rentan kesalahan di jaringan besar. DHCP membuat manajemen IP Address menjadi lebih mudah dan efisien.

2. DHCP Server (ISC-DHCP-Server):

DHCP Server adalah perangkat lunak yang menjalankan protokol DHCP. Di lingkungan Linux, ISC-DHCP-Server adalah salah satu implementasi DHCP server yang paling umum dan banyak digunakan. Ini memungkinkan Debian Server Anda untuk menjadi pusat distribusi IP Address otomatis untuk semua klien yang terhubung ke jaringannya.


C. ALAT DAN BAHAN:

  1. Satu Virtual Machine (VM) yang akan menjadi Debian Server (sudah terinstal Debian Server Core dengan IP statis dan SSH aktif).

  2. Satu Virtual Machine (VM) yang akan menjadi klien Windows/Linux (misal: Windows 10/11 atau Linux Client).

  3. Software Virtualisasi: Oracle VirtualBox, VMware Workstation Player/Pro, atau Hyper-V.

  4. Koneksi jaringan internal antar VM (misal: mode Internal Network di VirtualBox/VMware, atau Private Switch di Hyper-V) untuk simulasi jaringan lokal. Penting: JANGAN gunakan mode NAT atau Host-Only pada interface yang akan melayani DHCP karena bisa konflik dengan DHCP virtualbox/VMware itu sendiri. Pastikan klien dan server berada dalam jaringan virtual yang sama.

  5. Aplikasi klien SSH (misal: PuTTY untuk Windows, atau terminal bawaan untuk Linux/macOS) untuk mengakses Debian Server.

  6. Lembar kerja dan alat tulis.


D. KESELAMATAN KERJA:

  1. Pastikan sumber daya listrik stabil.

  2. Ikuti instruksi dengan cermat.

  3. Berhati-hatilah saat mengedit file konfigurasi sistem. Selalu backup file konfigurasi penting sebelum mengeditnya.

  4. Laporkan kepada guru/instruktur jika ada kendala atau kerusakan.

  5. SANGAT PENTING: Pastikan hanya ada SATU DHCP server yang aktif di segmen jaringan yang sama. Jika Anda menggunakan mode jaringan virtual yang menyediakan DHCP (misal: NAT atau Host-Only default VirtualBox/VMware), ubah ke mode Internal Network atau Private Switch agar tidak ada konflik.

  6. Server DHCP itu sendiri harus memiliki IP Address STATIS.


E. LANGKAH KERJA:

BAGIAN 1: PERSIAPAN DEBIAN SERVER

  1. Login ke Debian Server:

    • Akses Debian Server Anda melalui konsol VM atau via SSH dari komputer Host/klien.

    • Login sebagai user biasa (misal: adminlab), lalu gunakan sudo su - atau sudo -i untuk berpindah ke user root.

  2. Verifikasi IP Address Server (STATIS):

    • Ketik ip a

    • Pastikan IP Address server Anda sudah statis (misal: 192.168.10.1/24). Penting: IP ini akan menjadi gateway untuk klien DHCP nantinya. Jika belum statis, konfigurasikan terlebih dahulu seperti pada LKPD sebelumnya (/etc/network/interfaces atau Netplan).

    • Hasil:


  3. Update Sistem:

    • Sebelum menginstal paket baru, selalu update daftar paket dan upgrade sistem:

      • apt update

      • apt upgrade -y




BAGIAN 2: INSTALASI ISC-DHCP-SERVER

  1. Instal Paket ISC-DHCP-Server:

    • Ketik perintah berikut untuk menginstal paket DHCP server:

      • apt install isc-dhcp-server -y

    • Tunggu hingga proses instalasi selesai.


      Kenapa merah? karena belum di configurasi DHCP nya

    • Kalau sudah diconfigurasi Bakalan Hijau (Active)

  2. Identifikasi Interface Jaringan yang Akan Melayani DHCP:

    • Ketik ip a lagi untuk memastikan nama interface jaringan server yang terhubung ke klien. (Misal: enp0s3). Ini adalah interface di mana DHCP server akan 'mendengarkan' permintaan IP.


  3. Konfigurasi Interface DHCP di isc-dhcp-server:

    • Edit file default isc-dhcp-server:

      • nano /etc/default/isc-dhcp-server

    • Cari baris INTERFACESv4="" atau INTERFACES="".

    • Ubah menjadi:


      • INTERFACESv4="enp0s8" #Sesuai dengan port yang terhubung ke client

    • Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter untuk menyimpan dan keluar.


BAGIAN 3: KONFIGURASI DHCP SCOPE (dhcpd.conf)

  1. Backup File Konfigurasi Asli:

    • Selalu backup file konfigurasi asli sebelum mengeditnya:

      • cp /etc/dhcp/dhcpd.conf /etc/dhcp/dhcpd.conf.bak

  2. Edit File Konfigurasi Utama DHCP:

    • Ketik nano /etc/dhcp/dhcpd.conf

    • Cari dan ubah/tambahkan baris-baris konfigurasi berikut. Anda mungkin perlu menghapus atau mengomentari contoh konfigurasi yang ada di dalamnya.

  3. # --- Konfigurasi Global ---

  4. ddns-update-style none;

  5. default-lease-time 600;

  6. max-lease-time 7200;

  7. authoritative; # Beri tahu DHCP server ini adalah sumber informasi DHCP yang otoritatif


  8. # --- Definisi Subnet (DHCP Scope) ---

  9. subnet 192.168.10.0 netmask 255.255.255.0 {

  10.     range 192.168.10.100 192.168.10.200;  # Range IP yang akan didistribusikan

  11.     option routers 192.168.10.1;         # Default Gateway (IP Debian Server itu sendiri)

  12.     option domain-name-servers 8.8.8.8, 8.8.4.4; # DNS Server

  13.     option domain-name "labku.local";    # Nama domain

  14.     option broadcast-address 192.168.10.255;

  15. }


  16. # --- Contoh DHCP Reservation (Opsional: IP Statis untuk MAC Address tertentu) ---

  17. # host client-pc {

  18. #     hardware ethernet 08:00:27:12:34:56; # Ganti dengan MAC Address klien

  19. #     fixed-address 192.168.10.50;

  20. # }


    • Penjelasan Parameter Penting:

      • subnet ... netmask ...: Mendefinisikan segmen jaringan yang akan dilayani DHCP. Harus sesuai dengan IP server.

      • range ...: Kisaran IP Address yang akan diberikan ke klien.

      • option routers: Alamat IP default gateway untuk klien (IP Debian Server Anda).

      • option domain-name-servers: Alamat IP DNS server yang akan diberikan ke klien.

      • option domain-name: Nama domain yang akan diberikan ke klien.

      • authoritative;: Memberitahu DHCP server untuk menjadi otoritatif untuk subnet ini, yang akan mencegah masalah jika ada DHCP server lain yang tidak sah.

    • Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter untuk menyimpan dan keluar.


BAGIAN 4: RESTART LAYANAN DAN PENGUJIAN AKSES DHCP

  1. Uji Konfigurasi DHCP:

    • Ketik dhcpd -t

    • Perintah ini akan memeriksa sintaks file dhcpd.conf Anda. Jika ada kesalahan, akan ditampilkan.


  2. Restart Layanan ISC-DHCP-Server:

    • Setelah mengubah dhcpd.conf, Anda harus me-restart layanan DHCP agar perubahan diterapkan:

      • systemctl restart isc-dhcp-server

    • Anda bisa memeriksa statusnya lagi dengan systemctl status isc-dhcp-server.


  3. Konfigurasi Jaringan Klien (Windows/Linux):

    • Pada VM klien Windows/Linux, pastikan adaptor jaringannya diatur ke mode Internal Network (VirtualBox/VMware) atau Private Switch (Hyper-V) agar terhubung ke jaringan yang sama dengan Debian Server.

    • Atur konfigurasi IP Address pada klien menjadi "Obtain an IP address automatically" (DHCP).

      • Untuk Windows: Buka Network and Sharing Center > Change adapter settings > Klik kanan Ethernet > Properties > Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) > Pilih Obtain an IP address automatically dan Obtain DNS server address automatically. Klik OK.


      • Untuk Linux (CLI): Tergantung distro dan versi, bisa melalui Netplan (Ubuntu), NetworkManager (banyak distro), atau /etc/network/interfaces (Debian). Intinya adalah mengubah konfigurasi interface menjadi dhcp. Contoh: sudo dhclient -r && sudo dhclient (untuk me-release dan meminta IP baru).

  4. Verifikasi Penerimaan IP di Klien:

    • Untuk Windows: Buka Command Prompt (CMD). Ketik ipconfig /all.

      • Cari adapter jaringan Anda. Pastikan IP Address yang diterima berada dalam range yang Anda tentukan (192.168.10.100 - 192.168.10.200).

      • Pastikan Default Gateway adalah 192.168.10.1 (IP Debian Server).

      • Pastikan DNS Servers adalah 8.8.8.8 (atau yang Anda set).


    • Untuk Linux: Buka Terminal. Ketik ip a atau ifconfig.

      • Verifikasi IP Address yang diterima.

      • Ketik ip r untuk melihat gateway.

      • Ketik cat /etc/resolv.conf untuk melihat DNS.

  5. Pengujian Konektivitas dari Klien:

    • Dari klien, ketik ping 192.168.10.1 (IP Debian Server). Pastikan ada balasan.

    • Ketik ping google.com (menguji resolusi DNS dan konektivitas internet, jika server terhubung internet dan gateway ke internet berfungsi).



F. HASIL PENGAMATAN / ANALISIS:

  1. Jelaskan konsep DORA (Discovery, Offer, Request, Acknowledge) dalam proses DHCP!

    DORA adalah proses empat langkah dalam DHCP: Discovery, klien mencari server DHCP; Offer, server menawarkan IP dan konfigurasi; Request, klien memilih dan meminta IP; lalu Acknowledge, server mengonfirmasi dan memberikan IP. Setelah itu, klien bisa terhubung ke jaringan.

  2. Mengapa DHCP Server harus memiliki IP Address statis?

    DHCP Server harus memiliki IP address statis agar klien di jaringan selalu tahu ke mana harus mengirim permintaan konfigurasi. Jika IP server berubah-ubah, klien tidak bisa menemukan server DHCP saat booting, karena mereka belum punya IP dan hanya bisa broadcast. Dengan IP statis, server DHCP tetap konsisten dan mudah dikenali oleh klien maupun sistem jaringan lainnya.

  3. Apa fungsi dari parameter range dan option routers dalam konfigurasi DHCP? Fungsi Range dalam parameter adalah sebagai pool (rentang ip )ketika memberi ip pada client, sedangkan untuk option routers adalah sebagai default gateway client yang mana ip option routers itu ip debian itu sendiri

  4. Jika klien tidak mendapatkan IP Address dari DHCP server, apa saja kemungkinan penyebabnya (misal: konflik IP, salah konfigurasi interface, layanan DHCP tidak jalan)?

    Klien gagal mendapat IP dari DHCP bisa disebabkan layanan DHCP tidak aktif, konfigurasi interface salah, file dhcpd.conf tidak valid, firewall memblokir port, konflik IP, lease pool habis, atau klien berada di subnet berbeda tanpa relay. Semua faktor ini perlu dicek sistematis.

  5. Bagaimana cara memverifikasi bahwa layanan ISC-DHCP-Server berjalan di Debian Server? Dengan mengecek di debian itu sendiri dengan comand line interface (CLI) seperti ini systemctl status isc-dhcp-server, jika layanan Active maka akan berwarna hijau, sedangkan kalau tidak inactive maka akan berwarna merah


G. KESIMPULAN:

Setelah menyelesaikan LKPD ini, saya memahami konsep dasar dan praktik konfigurasi DHCP Server, khususnya melalui implementasi ISC-DHCP-Server di Debian. Saya memperoleh keterampilan dalam mengatur file konfigurasi dhcpd.conf, menentukan rentang IP (range), gateway (option routers), serta memverifikasi status layanan melalui CLI. DHCP Server sangat penting dalam manajemen jaringan modern karena memungkinkan pemberian alamat IP secara otomatis, efisien, dan konsisten kepada perangkat klien. Dengan menggunakan ISC-DHCP-Server di Debian, proses konfigurasi IP menjadi lebih sederhana, mengurangi kesalahan manual, dan mempercepat integrasi perangkat ke dalam jaringan.



Posting Komentar

0 Komentar