LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD_10)
Nama : Rezky Syahputra Zaini
Kelas : XI TJKT 3
Mata Pelajaran: Administrasi Sistem Jaringan / Sistem Operasi Jaringan
Topik: Instalasi dan Konfigurasi DNS Server di Debian
Alokasi Waktu: 2 Pertemuan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah menyelesaikan LKPD ini, peserta didik diharapkan mampu:
Menjelaskan konsep dasar DNS (Domain Name System) dan cara kerjanya.
Memahami peran DNS Server dalam menerjemahkan nama domain ke IP Address.
Melakukan instalasi paket BIND9 di Debian Server.
Mengkonfigurasi Forward Lookup Zone untuk domain lokal.
Mengkonfigurasi Reverse Lookup Zone untuk resolusi IP ke nama domain.
Melakukan pengujian resolusi nama dari komputer klien.
Menganalisis hasil resolusi DNS.
B. TEORI SINGKAT:
1. DNS (Domain Name System):
DNS adalah sistem penamaan hierarkis terdistribusi yang digunakan untuk menerjemahkan nama domain yang mudah diingat manusia (misal: google.com) menjadi alamat IP yang digunakan oleh komputer (misal: 172.217.10.14). Ini ibarat buku telepon internet; Anda mencari nama, dan DNS memberi Anda nomor telepon (IP Address). DNS sangat fundamental untuk cara kerja internet dan jaringan modern.
2. DNS Server (BIND9):
DNS Server adalah perangkat lunak yang menyimpan basis data nama domain dan alamat IP, serta melayani permintaan resolusi dari klien. BIND (Berkeley Internet Name Domain) adalah implementasi DNS server open-so urce yang paling banyak digunakan di dunia. Di Debian, paketnya dikenal sebagai bind9.
Dalam konfigurasi DNS lokal, kita akan membuat:
Forward Lookup Zone: Bertanggung jawab untuk menerjemahkan nama domain ke IP Address (misal: server.labku.local ke 192.168.10.10). Ini berisi A records (untuk IPv4) dan AAAA records (untuk IPv6).
Reverse Lookup Zone: Bertanggung jawab untuk menerjemahkan IP Address ke nama domain (misal: 192.168.10.10 ke server.labku.local). Ini berisi PTR records.
C. ALAT DAN BAHAN:
Satu Virtual Machine (VM) yang akan menjadi Debian Server (sudah terinstal Debian Server Core dengan IP statis dan SSH aktif).
Satu Virtual Machine (VM) yang akan menjadi klien Windows/Linux (misal: Windows 10/11 atau Linux Client).
Software Virtualisasi: Oracle VirtualBox, VMware Workstation Player/Pro, atau Hyper-V.
Koneksi jaringan internal antar VM (misal: mode Internal Network atau Host-Only Adapter di VirtualBox/VMware, atau Private Switch di Hyper-V) untuk simulasi jaringan lokal. Pastikan klien dan server berada dalam segmen jaringan yang sama.
Aplikasi klien SSH (misal: PuTTY untuk Windows, atau terminal bawaan untuk Linux/macOS) untuk mengakses Debian Server.
Lembar kerja dan alat tulis.
D. KESELAMATAN KERJA:
Pastikan sumber daya listrik stabil.
Ikuti instruksi dengan cermat.
Berhati-hatilah saat mengedit file konfigurasi sistem. Selalu backup file konfigurasi penting sebelum mengeditnya.
Laporkan kepada guru/instruktur jika ada kendala atau kerusakan.
Penting: Server DNS Anda harus memiliki IP Address STATIS. Pastikan firewall tidak memblokir port DNS (UDP/TCP 53).
E. LANGKAH KERJA:
BAGIAN 1: PERSIAPAN DEBIAN SERVER
Login ke Debian Server:
Akses Debian Server Anda melalui konsol VM atau via SSH dari komputer Host/klien.
Login sebagai user biasa (misal: adminlab), lalu gunakan sudo su - atau sudo -i untuk berpindah ke user root.
Verifikasi IP Address Server (STATIS):
Ketik ip a
Pastikan IP Address server Anda sudah statis (misal: 192.168.10.10/24). Ini akan menjadi IP DNS Server Anda. Jika belum statis, konfigurasikan terlebih dahulu seperti pada LKPD sebelumnya (/etc/network/interfaces atau Netplan).
Hasil:
Update Sistem:
Sebelum menginstal paket baru, selalu update daftar paket dan upgrade sistem:
apt update
apt upgrade -y
BAGIAN 2: INSTALASI BIND9
Instal Paket BIND9:
Ketik perintah berikut untuk menginstal paket DNS server:
apt install bind9 dnsutils -y
dnsutils berisi alat seperti dig dan nslookup yang akan kita gunakan untuk pengujian.
Tunggu hingga proses instalasi selesai.
Verifikasi Layanan BIND9:
Setelah instalasi, layanan BIND9 seharusnya otomatis berjalan. Anda bisa memeriksanya dengan:
systemctl status bind9
Pastikan statusnya active (running).
BAGIAN 3: KONFIGURASI DNS SERVER (named.conf.local)
Backup File Konfigurasi Asli:
Selalu backup file konfigurasi penting sebelum mengeditnya:
cp /etc/bind/named.conf.local /etc/bind/named.conf.local.bak
Edit File Konfigurasi Zone:
Ketik nano /etc/bind/named.conf.local
Tambahkan definisi Forward Lookup Zone dan Reverse Lookup Zone di bagian paling bawah file:
Apache
// Forward Lookup Zone
zone "labku.local" {
type master;
file "/etc/bind/db.labku.local";
};
// Reverse Lookup Zone (Untuk subnet 192.168.10.0/24, urutan terbalik: 10.168.192)
zone "10.168.192.in-addr.arpa" {
type master;
file "/etc/bind/db.192.168.10";
};
Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter untuk menyimpan dan keluar.
BAGIAN 4: MEMBUAT FILE ZONE
Kita akan membuat dua file zone sesuai dengan yang didefinisikan di named.conf.local. Disarankan untuk menyalin template yang sudah ada.
Membuat File Forward Lookup Zone (db.labku.local):
Salin template file zone lokal:
cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.labku.local
Edit file db.labku.local:
nano /etc/bind/db.labku.local
Ubah isinya menjadi seperti berikut:
DNS Zone file
;
; BIND data file for labku.local
;
$TTL 604800
@ IN SOA ns1.labku.local. admin.labku.local. (
3 ; Serial (increment if changes)
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS ns1.labku.local.
@ IN A 192.168.10.10 ; IP Address Server DNS
ns1 IN A 192.168.10.10 ; Nama DNS Server
server IN A 192.168.10.10 ; Contoh hostname server Anda
client IN A 192.168.10.20 ; Contoh hostname klien Anda
Penjelasan Penting:
ns1.labku.local.: Nama server DNS Anda (dengan titik di akhir).
admin.labku.local.: Alamat email administrator (titik pertama diganti titik).
Serial: Tingkatkan angka ini setiap kali Anda membuat perubahan pada file zone ini agar DNS klien merefresh cache.
@ IN NS ns1.labku.local.: Menentukan Name Server untuk domain ini.
@ IN A 192.168.10.10: IP Address dari domain utama (misal: labku.local itu sendiri).
ns1 IN A 192.168.10.10: Record untuk ns1.labku.local.
server IN A 192.168.10.10: Contoh record untuk server.labku.local.
client IN A 192.168.10.20: Contoh record untuk client.labku.local.
Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter untuk menyimpan dan keluar.
Membuat File Rev//erse Lookup Zone (db.192.168.10):
Salin template file zone lokal:
cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.192.168.10
Edit file db.192.168.10:
nano /etc/bind/db.192.168.10
Ubah isinya menjadi seperti berikut:
DNS Zone file
;
; BIND reverse data file for 192.168.10.0/24
;
$TTL 604800
@ IN SOA ns1.labku.local. admin.labku.local. (
3 ; Serial (harus sama atau lebih tinggi dari forward zone)
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS ns1.labku.local.
10 IN PTR ns1.labku.local. ; IP 192.168.10.10 adalah ns1.labku.local
10 IN PTR server.labku.local. ; IP 192.168.10.10 adalah server.labku.local
20 IN PTR client.labku.local. ; IP 192.168.10.20 adalah client.labku.local
Perhatian: Serial harus selalu di-update jika ada perubahan, dan sebaiknya sama atau lebih tinggi dari forward zone. Angka di awal baris PTR adalah oktet terakhir dari IP Address.
Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter untuk menyimpan dan keluar.
BAGIAN 5: RESTART LAYANAN DAN PENGUJIAN DNS
Uji Sintaks Konfigurasi BIND9:
Sebelum me-restart, uji dulu konfigurasi Anda:
named-checkconf (memeriksa named.conf.local)
named-checkzone labku.local /etc/bind/db.labku.local (memeriksa forward zone)
named-checkzone 10.168.192.in-addr.arpa /etc/bind/db.192.168.10 (memeriksa reverse zone)
Jika tidak ada output, berarti tidak ada kesalahan sintaks.
Restart Layanan BIND9:
Ketik systemctl restart bind9
Periksa status lagi: systemctl status bind9. Pastikan active (running).
Konfigurasi DNS Klien (pada Debian Server itu sendiri):
Agar server bisa me-resolusi DNS-nya sendiri, edit file resolv.conf:
nano /etc/resolv.conf
Ubah isinya menjadi:
nameserver 192.168.10.10 # IP DNS Server Anda
search labku.local # Domain pencarian default
Tekan Ctrl+X, lalu Y, lalu Enter.
Pengujian DNS dari Debian Server:
Ketik dig server.labku.local (untuk forward lookup). Pastikan mendapatkan IP 192.168.10.10.
Ketik dig -x 192.168.10.10 (untuk reverse lookup). Pastikan mendapatkan nama server.labku.local atau ns1.labku.local.
Ketik dig client.labku.local. Pastikan mendapatkan IP 192.168.10.20.
Ketik ping server.labku.local. Pastikan bisa ping.
Konfigurasi Jaringan Klien (Windows/Linux):
Pada VM klien Windows/Linux, pastikan adaptor jaringannya diatur ke mode yang sama dengan server (Internal Network/Host-Only).
Atur konfigurasi IP Address pada klien menjadi STATIS, dengan DNS Server menunjuk ke IP Debian Server Anda.
Untuk Windows: Buka Network and Sharing Center > Change adapter settings > Klik kanan Ethernet > Properties > Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) > Pilih Use the following IP address (misal: 192.168.10.20, Subnet 255.255.255.0, Gateway 192.168.10.1). Untuk Preferred DNS server, masukkan IP Debian Server Anda: 192.168.10.10. Klik OK.
Untuk Linux: Edit file konfigurasi jaringan (misal /etc/network/interfaces atau Netplan) dan atur nameservers ke IP DNS Server Anda (192.168.10.10). Restart layanan jaringan.
Pengujian DNS dari Klien:
Untuk Windows: Buka Command Prompt (CMD).
Ketik ipconfig /all. Pastikan DNS Server menunjuk ke 192.168.10.10.
Ketik nslookup server.labku.local. Pastikan mendapatkan IP 192.168.10.10.
Ketik nslookup 192.168.10.20. Pastikan mendapatkan nama client.labku.local.
Ketik ping server.labku.local. Pastikan bisa ping berdasarkan nama domain
.Untuk Linux: Buka Terminal.
Ketik cat /etc/resolv.conf. Pastikan nameserver 192.168.10.10.
Ketik dig server.labku.local.
Ketik dig -x 192.168.10.20.
Ketik ping client.labku.local.
F. HASIL PENGAMATAN / ANALISIS:
Apa fungsi utama dari DNS dalam jaringan komputer? Berikan contohnya. DNS atau Domain Name System berfungsi sebagai penerjemah nama domain yang mudah diingat menjadi alamat IP numerik yang digunakan perangkat untuk saling berkomunikasi di jaringan. Tanpa DNS, pengguna harus menghafal alamat IP untuk mengakses situs atau layanan, sehingga DNS membuat akses internet lebih praktis dan manusiawi. Cogntohnya: Google.com, youtube.com, amazon.com
Jelaskan perbedaan antara Forward Lookup Zone dan Reverse Lookup Zone!
Forward lookup zone menerjemahkan nama host atau domain menjadi alamat IP (A, AAAA) untuk mengakses layanan; reverse lookup zone melakukan sebaliknya dengan PTR, berguna untuk logging, troubleshooting, dan validasi seperti pemeriksaan mail. Forward umum dipakai, reverse berguna secara administratif dan sering dikelola pemilik blok IP atau ISP internal di jaringan.
Apa fungsi dari A record, NS record, dan PTR record dalam DNS?
A record menghubungkan nama domain ke alamat IP, NS record menunjukkan server DNS otoritatif untuk suatu domain, dan PTR record memetakan alamat IP kembali ke nama host untuk reverse lookup.
Bagaimana cara memverifikasi bahwa layanan BIND9 berjalan di Debian Server? Dengan mengetikan Perintah ini di CLI systemctl status bind9, pastikan statusnya active biasanya jika status nya active maka bacaanya berwarna hijau, sebaliknya jika inactive maka berwarna merah
Mengapa IP Address DNS Server harus statis? IP address DNS server harus statis karena DNS adalah layanan inti yang digunakan oleh semua perangkat untuk menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP. Jika alamat DNS berubah-ubah (dinamis), maka perangkat tidak akan tahu ke mana harus mengirim permintaan DNS, sehingga akses ke internet atau layanan jaringan bisa gagal.
G. KESIMPULAN:
Setelah menyelesaikan LKPD ini, saya memperoleh pemahaman mendalam mengenai konsep dasar DNS serta keterampilan teknis dalam mengelola layanan DNS menggunakan BIND9 di Debian. Saya memahami bahwa DNS Server berperan penting dalam mempermudah akses sumber daya di jaringan lokal maupun internet dengan menerjemahkan nama domain yang mudah diingat menjadi alamat IP yang digunakan oleh perangkat untuk berkomunikasi. Tanpa DNS, pengguna harus menghafal alamat IP secara manual, yang tidak praktis dan rawan kesalahan.
Melalui konfigurasi BIND9 di Debian, saya belajar bagaimana membuat dan mengelola zona DNS, baik forward lookup zone untuk pemetaan nama ke IP, maupun reverse lookup zone untuk pemetaan IP ke nama. Saya juga memahami struktur file konfigurasi seperti named.conf.local, db.domain, dan db.rev, serta cara memverifikasi bahwa layanan BIND9 berjalan dengan benar. Keterampilan ini memungkinkan saya untuk mengelola resolusi nama domain secara efektif, meningkatkan efisiensi akses jaringan, dan mendukung stabilitas layanan dalam lingkungan sistem yang terintegrasi.
0 Komentar